Visi 75 – 100 !!

Tahukah anda bahwa belum semua rakyat indonesia menikmati listrik seperti yang anda nikmati sekarang, bahwa masih banyak anak-anak Indonesia yang belum dapat menikmati belajar dengan nyaman pada malam hari karena desanya masih belum teraliri listrik ??.

Data terakhir menunjukan bahwa Rasio elektrifikasi (perbandingan rumah tangga berlistrik dengan total rumah tangga) Indonesia hanya sekitar 54% (www.aseanenergy.org), ini berarti hampir separuh penduduk indonesia belum menikmati listrik. Berangkat dari fakta tersebut, hampir bersamaan dengan Hari Listrik Nasional yang ke-62 PLN mencanangkan sebuah visi baru yaitu visi 75 – 100. Maksud dari visi ini adalah PLN bertekad untuk “Melistriki Nusantara” dengan Pencapaian Rasio Elektrifikasi 100 persen pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke – 75 Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 2020. Ini berarti selama 13 (tiga belas) tahun ke depan PLN sebagai Pelaksana dan Pemegang Kuasa Usaha Kelistrikan di Indonesia, harus menggugah dan mengajak seluruh elemen masyarakat. Tak terkecuali mulai dari kalangan Pemerintah maupun Swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), masyarakat umum, untuk turut berperan secara aktif, memanfaatkan segala potensi yang ada, dalam upaya membangun kelistrikan di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam rangka mencapai visi tersebut pada tanggal 31 Oktober 2007 yang lalu diadakan Seminar dan Workshop yang bertema “Upaya komprehensif untuk mencapai 100% rasio elektrifikasi atau akses listrik terbuka pada tahun 2020”. Pesertanya adalah perwakilan PLN dari seluruh wilayah Indonesia dan anak perusahaan PLN. Hadir sebagai pembicara pertama Ketua Jurusan Teknik Elektro UGM, bapak Tumiran.Msc, yang membahas dari kacamata teknologi dan sumber daya energi Indonesia. Pembicara kedua adalah Effendi “Republik Mimpi” Gazali yang mengulas bagaimana mengkomunikasikan visi 75 – 100 kepada masyarakat Indonesia agar dalam usahanya “melistriki nusantara” PLN mendapat dukungan penuh dari masyarakat Indonesia, dan sebagai pembicara ketiga adalah Adi sasono yang memaparkan usaha mencapai visi 75 – 100 dari segi makro ekonomi dan regulasi pemerintah. Seminar ditutup dengan “performance” dari Mario Teguh yang memotivasi peserta dalam upaya mencapai visi 75 – 100. Acara dilanjutkan dengan workshop untuk menentukan cetak biru (blue print) pelaksanaan visi 75 – 100.

Sumber energi primer apa saja yang ada dan berpotensi untuk dijadikan pembangkit listrik di Indonesia? Saat ini pemerintah dengan crash program 10.000 MW-nya menjadikan batubara sebagai primadona untuk dijadikan sumber energi listrik. Walaupun memiliki dampak negatif terhadap lingkungan (baik alam maupun manusia), pemakaian batubara dapat dimengerti mengingat banyaknya cadangan batubara yang dimiliki Indonesia saat ini. Dalam rangka mencapai visi 75 – 100 PLN perlu mengoptimalkan potensi sumber energi primer lain yang tersedia, seperti angin, mikrohidro, solar (matahari), biomass, biofuel juga energi panas bumi indonesia. Dan hal yang perlu diperhatikan adalah riset dan penelitian mendalam mengenai teknologi pemanfaatan sumber – sumber energi primer tersebut sehingga diharapkan kelak Indonesia tidak lagi bergantung pada negara lain dalam hal pemanfaatan sumber energi bumi Indonesia.

Leave a comment